Monday 24 September 2012

Tindakan Penyimpangan Sosial Sebagai Komoditas Media


Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat. Jadi jika di lihat dari arti penyimpangan sosial nya dapat di artikan tidakan penyimpangan sosial sebagai komoditas media itu ialah  prilaku yang tidak sesuai dengan norma - norma dan nilai yang berlaku yang di jual oleh media baik cetak maupun media elektronik. Sebagai contoh, maraknya film – film horor di bioskop yang berbau pornografi dan pornoaksi jika ditinjau kembali seharusnya film – film bergendre horor tersebut tidak perlu memasang artis atau pemain yang berpakaian mini dan terkenal dengan status sebagai bintang porno tetapi pasar (masyarakat) berasumsi lain malah merespon dan menyukainya, itulah yang dilihat oleh perusahaan – perusahaan perfilm an karena akan merauk keuntungan yang tidak sedikit. Bahkan tidak jarang pula anak di bawah umur dapat menyaksikan (menonton) film tersebut yang seharusnya tidak layak di tonton oleh anak di bawah usia 17 tahun.
            Adapun dampak dampak yang didapat dari tindakan penyimpangan sosial sebagai komoditas media ini:
·         Berkurangnya adat – adat ketimuran yang kita miliki
·         Dapat mencetak generasi – generasi yang dapat menyimpang dari norma sosial
·         Meningkatnya kasus kriminalitas
·         Menurun nya keimanan seseorang
·         Terganggunya keseimbangan sosial
·         Pudarnya nila dan norma - norma
Share:

Friday 14 September 2012

Arti Penting Komunikasi, Fungsi Komunikasi, Kaakteristik Komunikasi


Pertemuan 2Pokok Bahasan:  Arti penting komunikasi, Funsi komunikasi, dan Karakteristik komunikasiArti Penting KomunikasiSebelum memahami arti pentingnya komunikasi terlebih dahulu kita mengetahui definisi dari komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin “comunis” (sama), yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, dapat di katakan Komunikasi ialah proses sosial dimana individu-individu menggunakan sinbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. [1]Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi (NewYork: McGrawHill, 2007) .Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Saling ketergantungan ini dapat dijalani secara baik jika terjadi komunikasi yang baik. Pentingna komunikasi, dengan media bahasa yang saling dipahami, dapat dirasakan oleh kita ketika kita membutuhkan bantuan orang lain. Adapun caranya sudah sangat beragam. Bisa berkomunikasi secara langsung atau secara tidak langsung. [2](http://www.anneahira.com/pentingnya-komunikasi.htm) Fungsi Komunikasi1.    Komunikasi Sosial
Di fungsi ini dapat mengisyaratkan bahwa pentingnya komunikasi sosial untuk pembangunan konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terlewat dari ketegangan. Dan orang yang tidak pernah atau tidak dapat berkomunikasi akan “tersesat” bisa di artikan tanpa berkomunikasi kita tidak dapat tahu cara makan, cara minum, mmemperlakukan manusia lain secara beradab. Dengan siapa kita berkomunikasi akan memberikan rangsangan yang berbeda dan dampak yang berbeda.
2.    Komunikasi Ekspresif
Seorang ibu menunjukan rasa sayang kepada anaknya dengan membelai kepala si anak, itulah salah satu contok komunikasi ekspresif yang sifatnya nonverbal menunjukan perasaan-perasaan (emosi) kita. Dapat pula mengekspresikan nya dengan simbol-simbol seperti mawar merah adalah simbol cinta, bendera merah-putih dikibarkan setengah tiang menandakan kedukacitaan. Selain itu melalui puisi, musik, lukisan, dan warna manusia dapat mengekspresikan perasaan nya.
3.    Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual dapat di simpulkan sebagai komunikasi melalui budaya, misalnya suatu komunitas melakukan upacara-upacara adat, ulang tahun (bernyanyi selat ulang tahun dan pemotongan kue), Pernikahan, siraman dan masih banyak lagi upacara-upacara (ritual) lainnya. Ketidak sadarannya kita dalam berprilaku sehari-hari jika meninggalkan rumah memberi salam dan mencium tangan orang tua itu juga merupakan komunikasi ritual yang sederhana.
[3]PROF.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010)






4.    Komunikasi Instrumental
Komunikasi ini bersifat mempengaruhi, memberikan rangsangan, membujuk atau dapat di sebut bersifat persuasif. Dalam hal ini komunikasi berpengaruh baik jika menggunakannya bertujuan untuk hal-hal baik sederhananya seperti pemberian informasi jika merokok dapat membahayakan kesehatan. Tetapi jika di salah gunakan untuk mempengaruhi orang “ngerokok dong banci lo” akan berpengaruh buruk untuk orang itu.
[4]PROF.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010)   Karakteristik KomunikasiKarakteristik komunikasi adalah nama lain dari perinsip komunikasi yang di asumsikan oleh Cassandra L. Book, Ebert E. Bradley, Larry A. Samovata dan Richard E. Porter, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen.
1.    Komunikasi Adalah Proses Simbolik
2.    Setiap Prilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
3.    Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi hubungan
4.    Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
5.    Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu
6.    Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
7.    Komunikasi Bersifat Sistematik
8.    Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
9.    Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Transaksional
11. Komunikasi Bersifat Irreversible
12. Komunikasi Bukan Penasehat Untuk Menyelestaikan Berbagai Masalah
 [5]PROF.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010)


[1] Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi (NewYork: McGrawHill, 2007)[2] (http://www.anneahira.com/pentingnya-komunikasi.htm)[3] PROF. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung:Remaja Rosdakarya,20120)
[4] PROF.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010)[5] PROF.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010)
 
Share: