Tuesday, 4 November 2014

Empat Golongan Teori Umum (Teori Komunikasi)



a) Teori Fungsional & Struktural, 
        Mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan. 


Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang lain, teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif. Seperti, lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus bangsa, dalam hal ini lembaga pendidikan memberikan fungsi positif. Kemudian pelaku kriminalitas, pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak mempunyai job. Meskipun bagi orang yang menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri. Bagitulah dalam kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan, mempunyai suatu akibat dan fungsi-fungsi tersendiri.

b) Teori Behavioral & Kognitif
     Dipusatkan pada pengamatan diri manusia secara individual. Menurut pandangan ini komunikasi dianggap sebagai manifestasi dari proses berfikir, tingkah laku dan sikap. Oleh karenanya variabel penentu peranan penting terhadap kognisi seseorang biasanya berada diluar kontrol individu. Korelasi keduanya, behavioral bergantung pada kognitif seseorang sebaliknya kognitif mempengaruhi behavioral seseorang. Misalnya, dapat dijelaskan dengan model S-R ketika seseorang mengangkat tangan seraya menggerakan jari tanda memanggil (behavioral), 
Maka seseorang tersebut mempersepsikan (kognisi) bahwa itu adalah panggilan untuknya. Atau sebaliknya, ketika seseorang berada di angkutan umum daan  mempersepsikan (kognitif) bahwa org disebelah ia duduk adalah jahat dan akan mengambil barangnya, maka orang tersebut akan buru – buru meninggalkanya / keluar dari angkutan umum tersebut (behavioral)

c) Keori Konvensional & Interaksional
   Berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan tertentu. Interaksi berlangsung menggunakan aturan, simbol serta lambang yang telah disepakati serta menetapkan aturan tatakrama dan sopan santun. Pemberian makna terhadap sesuatu melalu proses interaksi oleh karena itu makna dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, dan kelompok sosial ke kelompok lainya. 
Misalnya, simbol jari menunjukan angka 2 (yang diangkat hanya jari telunjuk dan tengan) dalam konteks saat kita sedang memesan makanan dan menggunakan simbol itu seraya mengatakan minum tambah maka akan diartikan sebagai minum yang ditambah dua, akan tetapi jika kita pergunakan simbol itu pada saat kita bersama teman2 dan ada sedikit perselisihan lalu kita keluarkan simbol itu maka itu akan bermakna “peace” atau “damai” atau “baikan”

d) Teori Interpretatif & Kritis
    kekuatan bahasa dipandang sebagai kekuatan yang amat penting dan dapat mengemudikan pengalaman manusia. Teori interpretatif yaitu ditujukan untuk memahami pengalaman hidup manusia dan untuk menginterpretasikan makna - makna teks. 
Contohnya, sesuatu hal yang melebihi dari apa yg dijelaskan oleh  prilaku. Sedangkan teori kritis berarti berkaitan dengan cara – cara dimana kondisi manusia mengalami kendala dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia tersebut. Misalnya, ketika seseorang susah untuk belajar dan mengerti suatu materi maka ia akan mengubah cara belajarnya bisa dengan merangkum, membaca dan mendengar, atau bahkan membuat sebuah peta konsep sebagai jalan keluarnya
Share:

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment